This nice Blogger theme is compatible with various major web browsers. You can put a little personal info or a welcome message of your blog here. Go to "Edit HTML" tab to change this text.
RSS

Sabtu, 04 Oktober 2008

BLT Bukan Solusi

Kenaikan harga minyak dunia tak pelak menjadi pemicu masalah di berbagai Negara termasuk Indonesia. Dengan kata lain, untuk kesekian kalinya Negara di bawah pemerintahan SBY-JK menaikkan harga bahan bakar minyak sekitar 20 % sebagai konsekwensi akan kenaikan harga minya dunia. Dan hal ini tentulah akan menjadikan masyarakat semakin bertambah terpuruk dalam lembah masalah.

Sudah bukan rahasia lagi jika harga minyak naik, maka harga-harga barak lainnya akan turut naik pula. Dan yang akan merasakan dampak terhebat dari kenaikan ini dalah masyarakt teptnya mereka yang hidup di bawah standar kemiskinan. Kalo sebelum harganaik saja mereka susah untuk untuk mendaptkan sesuap nasi, bagaimana jika harga naik???

Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka pemerintah lalu mengeluarkan kebijakan baru melalui sebuah program BLT atau Bantuan Langsung Tunai. Program ini berupa pemberian uang sebesar 100.000, rupiah bagi setiap keluarga yang terdaftar sebagi masyarakat miskin di negara ini dalam tiap bulannya. Sayangnya, program ini justru dirasakan sebagai bentuk keputu asan pemerintahan dalam menanggulangi kemiskinan.

Ingat dengan perkataan bijak yang mengatakan: “ Janganlah kamu memberikan ikan kepada mereka, tapi ajari mereka cara menangkap ikan. Karena hal itu akan lebih bermanfaat bagi mereka nantinya”

Apa yang dilakukan pemerintah jelas-jelas bertolak belakang dengan perkataan diatas. Memberikan uang kepada masyarakat bukanlah suatu hal yang membanggakan ataupun menolong, tetapi justru sebuah langkah kemunduran. Samapai kapan pemerintah akan mensuplai uang kepada masyaraktnya? Atau sampai kapan masyarakat selalu menuggu guyuran ung dari pemerintah.

Kenapa pemerintah justru tidak mengajarkan cara mendapatkan uanag kepada masyarakatnya? Bukankah hal ini lebih berguna bagi masyarakat? Setidaknya, pemerintah mampu membuka lapangan kerja bagi mereka yang selama ini hidup di bawah garis kemiskinan. Sekali lagi, bukan dengan memberikan uang.

Masalah yang lain, pembagian BLT diyakini tidak akan merata dan menjaangkau seluruh masyarakat miskin di Indonesia. Ditambah lagi, tidak ada pendifinisian yang jelas tentang masyarakat miskin. Apakah mereka yang tidak memiliki rumah atau mereka yang tidak memiliki pekerjaan, atau justru mereka yang makan hanya sekali dalam sehari yang disebut sebagai orang miskin.

Intinya, program BLT yang dilakukan pemerintah bukanlah suatu hal yang tepat. BLT sepertinya hanyalah sebuah program yang dilakukan pemerintah uuntuk mengambil hati masyarakat agar masyarakat tidak bereaksi keras atas kenaikan BBM. Denagan kata lain, pemerintah menjadikan masayarakt miskin sebagai tameng pembenaran akan kenaikan BBM.

Terlepas dari benar tidaknya, sebgai manusia kita memeiliki hak untuk berbicara dan mengeluarkan pendapat. Diam bukanlah solusi, Karena dalam Diam kita Tertindas.

0 komentar: